Sumber :
http://derryansyah12.blogspot.com/2012/10/macam-macam-profesi-di-bidang-teknologi.html
http://ferikaryana.blogspot.com/2014/04/jenis-jenis-profesi-dalam-ti-di.html
http://ruwana.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-profesi-it-di-indonesia-dan.html
1. Programmer/Developer
Profesi programmer/developer
adalah profesi yang paling sering terdengar, karena profesi ini sudah ada sejak
diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional dalam bidang software
development dan consulting umumnya pernah meniti karir sebagai seorang
programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap salah satu atau
beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh seorang programmer.
Programer adalah profesi inti dan tulang punggung dalam software development
karena tidak akan terwujud sebuah software aplikasi tanpa adanya programmer,
sedangkan tanpa didukung profesi lainnya, seorang programmer dapat membuat
sebuah aplikasi yang berguna walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan jenis programming
dan output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa macam yaitu:
1.1.
Hardware Programmer
Hardware programmer sebenarnya
adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan
programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler,
embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer,
programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu
mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan
dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly
dan C.
1.2.
System Programmer
Dalam pekerjaannya, system
programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka
dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya.
Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card
juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan
hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan
suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk
dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan
hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai
dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa
Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang
menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3.
Application Programmer
Bagi yang sering mendengar
profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”,
“Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut
tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling
banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat
dibagi menjadi:
- Desktop Application (aplikasi yang berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang berjalan di O/S masing-masing)
- Web Application (aplikasi yang user interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails dll )
- Database Application (aplikasi yang memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net, OLEDB, ODBC, JDBC, ORM, Hibernate dll)
- Distributed Application (aplikasi terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Walaupun digolongkan dalam ke
empat macam keahlian tersebut, seringkali seorang application programmer harus
memiliki keahlian di beberapa jenis aplikasi untuk dapat menghasilkan aplikasi
yang berguna. Contohnya: Web programmer harus memiliki kemampuan dalam web
application dan database application untuk dapat mengembangkan aplikasi web
yang memerlukan database sebagai penyimpanan data. Tidak sedikit pula
programmer yang memiliki keahlian di seluruh jenis aplikasi sehingga sering
disebut disebut enterprise application developer.
Tugas Programmer/Developer:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
- Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
- Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
- Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai Algoritma dan logika pemprograman (ini penting sekali)
- Memahami metode, best practice dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca dan menerapkan)
- Menguasai salah satu atau beberapa bahasa pemprograman populer seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web developer perlu juga menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
- Memahami RDBMS dan SQL (Structured Query Language)
- Menguasai bahasa Inggris (hal ini sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
- Latar Belakang: Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
2.
System Analyst
Seiring dengan berjalannya
waktu dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks. Ada
kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup kompleks
untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi. Biasanya para
manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai proses bisnis di
perusahaannya, misalnya dari sejak procurement, purchasing, manufacturing,
warehousing, marketing, accounting dll, tetapi mereka biasanya kurang memahami
mengenai bagaimana implementasinya secara teknis dalam software aplikasi.
Kemudian seorang programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma
dan hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam memahami
proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di organisasi/perusahaan
tertentu.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja
pada tahap requirement dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan untuk
menyeberang dari tahap requirement dan design ke tahap
construction/implementaion (coding/programming). Tentunya ini wajar karena
biasanya seorang system analyst dahulunya juga seorang programmer. Tetapi
seorang yang benar-benar diposisikan sebagai system analyst, tugas utamanya
adalah membuat requirement dan desain software.
Catatan:
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan
saya jelaskan di artikel lainnya.
Kita sering mendengar
istilah Programmer Analyst atau Analyst Programmer. Kedua
profesi ini terdengar mirip, hanya saja dominasi pekerjaannya yang lebih
ditekankan untuk diletakkan di depan istilah tersebut. Programmer Analyst
adalah seorang programmer yang kadang kala bekerja sebagai system analyst
tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada sebagai programmer. Begitu pula
sebaliknya untuk Analyst Programmer. Saya tidak bisa memastikan apakah
penggunaan istilah itu benar secara bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu
memang ada di dunia kerja dan dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
Tugas System Analyst:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap construction/implementation
- Membuat dokumen requiremant dan desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
- Membuat proposal dan mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
- Membuat desain database bila aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
- Membangun/mengembangkan framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
- Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer
- Menguasai metode, best practice pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membangun/mendesain)
- Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam
- Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini
- Latar Belakang:
- Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
3.
Software Quality Assurance Engineer
Software Quality Assurance
(SQA) engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini mungkin
karena di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan posisi ini.
Bila anda pernah mendengar posisi “Software Tester”, maka itu termasuk dalam
profesi ini. Salah satu tugas SQA engineer memang melakukan testing terhadap
software, tetapi bukan itu saja sebenarnya pekerjaan profesi ini.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam software development,
terdapat beberapa resiko yang ditanggung oleh para stake holders. Seperti
terjadinya bug/defect, waktu pengembangan yang semakin panjang, resource yang
semakin bertambah ataupun kendala-kendala lain yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Tugas SQA engineer yang persifat preventif adalah dengan
meminimalisir resiko-resiko ini.
Untuk menilai kemapanan sebuah
perusahaan, terutama yang bergerak dalam bidang software development, terdapat
beberapa standar seperti CMMI Capability Maturity Model Integration.
Singkatnya, makin tinggi level CMMI sebuah perusahaan, resiko project yang
ditanganinya akan semakin kecil. Dengan begitu perusahaan dengan level CMMI yang
tinggi dianggap sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek
besar. Salah satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar perusahaannya
lulus sertifikasi CMMI di level tertentu.
Tugas Software Quality
Assurance Engineer:
- Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang ada
- Merancang dan membuat test case / skenario software testing
- Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
- Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang berhubungan dengan software testing (test plan, test case, testing automation, functionality testing, regression testing dll)
- Memahami tentang perinsip kerja software sesuai dengan platformnya masing-masing
- Memahami tentang SDLC dan metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Memahami standarisasi seperti CMMI
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
- Latar Belakang: Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika
4.
Software Engineer
Profesi software engineer
sebenarnya ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst ataupun
SQA engineer. Yang membedakannya adalah software engineer memerlukan keahlian
lebih mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu
seluruh proses yang harus dijalani dalam pengembangan software. Pada level
tertentu, seorang software engineer juga harus menguasai manajeman proyek
software development. Salah satu standar SDLC yang umum digunakan dalam
software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of
Knowledge).
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Bila programmer dan system
analyst ada yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core business-nya
bukan software, software engineer umumnya dipekerjakan di perusahaan-perusahaan
software development. Bila sebuah perusahaan memerlukan karyawan dengan posisi
software engineer, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut memerlukan
karyawan yang dapat ditempatkan secara fleksibel. Misalnya di sebuah proyek,
karyawan A dapat diposisikan sebagai programmer dalam tahap construction,
sedangkan dalam proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system analyst
dalam tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Tugas Software Engineer:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Latar Belakang: Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
5.
Database Administrator (DBA)
Profesi Database
Administrator (DBA) terkait erat dengan programmer dan system analyst.
Seorang DBA biasanya pernah menjadi seorang programmer tetapi pekerjaannya
lebih sering berkaitan dengan database. Perbedaannya dengan database
application programmer adalah seorang DBA memiliki keahlian lebih mendalam
dalam hal desain, optimasi dan manajemen RDBMS (Relational Database
Managemant System) tertentu seperti Oracle, SQL Server, MySQL dll.
Tentunya penguasaan terhadap SQL (Structured Query Language) mutlak diperlukan.
DBA harus memiliki keahlian menterjemahkan requirement proses bisnis ke
obyek-obyek dalam database seperti tabel, query\view dan stored procedure
disamping keahliannya dalam optimasi database seperti tuning, indexing,
clustering, backup data, maintain high availability dan sebagainya.
Salah satu tugas sehari-hari
seorang DBA adalah memaintain database baik produksi, backup maupun development
dalam perusahaan yang membutuhkan aplikasi database berskala besar untuk
operasionalnya sehari-hari. Karena itu selain hal-hal yang berhubungan dengan
software, seorang DBA juga perlu memahami beberapa hal tentang hardware seperti
teknologi server, storage devices dll agar dapat merekomendasikan database yang
optimal. Pengetahuan tentang server clustering, storage array network (SAN),
RAID, backup devices dan optimalisasinya merupakan keahlian unik seorang DBA.
Dengan semakin berkembangnya
berbagai teknologi ORM (object relational mapping), maka di kemudian hari
pekerjaan programmer dan DBA akan semakin dapat dipisahkan. Bila di masa lalu
banyak programmer yang merangkap sebagai DBA, di masa depan bisa jadi
programmer semakin jarang menggunakan SQL karena semuanya sudah ditangani oleh
komponen ORM. Di sinilah perbedaan bidang keahlian seorang DBA menjadi lebih
terlihat dibandingkan dengan seorang programmer.
Dahulu untuk mencari orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database, Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja menggabungkan kemampuan System Administrator dengan Database Administrator. Seorang System Administrator berlatar belakang computer system & networking Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal karirnya.
Dahulu untuk mencari orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database, Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja menggabungkan kemampuan System Administrator dengan Database Administrator. Seorang System Administrator berlatar belakang computer system & networking Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal karirnya.
Tugas Database Administrator:
- Merancang dan membangun database dalam sebuah system
- Merekomendasikan solusi terbaik dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
- Memaintain database agar dapat berjalan dengan baik dan optimal
- Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai ERD, SQL dan desain database secara mendalam
- Menguasai berbagai teknik optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
- Menguasai secara mendalam salah satu atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
- Memahami tentang salah satu platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
- Menguasai teknologi server, storage, operating system yang berkaitan dengan implementasi database
- Latar Belakang: Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer
6.
Software Architect
Software architect atau kadang
disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja di perusahaan
software development yang memiliki produk-produk software yang cukup besar dan
kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan merekomendasikan
secara technical mengenai bagaimana dan apa yang diperlukan dalam mengembangkan
produk software tersebut. Profesional di bidang ini biasanya pernah meniti
karir sebagai programmer, software engineer atau system analyst.
Bila system analyst harus memiliki
pengetahuan yang berimbang antara proses bisnis (problem domain) dan software
technology (solution domain), seorang architect dituntut untuk menguasai
software technology secara lebih mendalam. Kemampuannya dalam hal technical
sangat diperlukan dalam proyek-proyek software development berskala besar dan
kompleks, dimana keputusan dalam pemilihan teknologi yang paling tepat dan
penguasaanya sangat menentukan kesuksesan proyek. Keahlian utama seorang
software architect adalah dalam bidang software design dan software development
technology.
Tugas Software Architect:
- Merekomendasikan teknologi yang paling cocok untuk mengembangkan produk software
- Membuat standar-standar software development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
- Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan
- Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan software engineer
- Menguasai secara mendalam tentang software development technology
- Menguasai penulisan dokumen dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
- Latar Belakang:
- Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Manajemen Informatika
7. Software Implementer
Software implementer kadang
desebut sebagai “Implementer” atau “Software Support”. Profesi
ini kedengarannya mirip dengan “System Support” di dunia Computer
System & Networking (lihat di “Profesi di dunia IT Bagian 1″). Memang
secara pekerjaan ada kemiripan, tetapi sesuai penamaannya, dalam hal sesuatu
yang disupport tentu sudah terlihat perbedaannya. Profesi software implementer
tidak tergolong dalam bidang software development melainkan lebih dekat ke
bidang software consulting
Seorang software
implementer/support bertugas men-support produk software yang akan
diimplementasikan di sisi client/customer baik instalasi setting konfigurasi,
modifikasi dan pelatihan untuk user-usernya. Umumnya software support tidak
berurusan dengan masalah hardware/jaringan melainkan lebih ke produk software
yang di support. seorang software implementer/support dibutuhkan dalam
implementasi software yang cukup besar dan kompleks seperti software perbankan,
asuransi, airline dll
Tugas Software Implementer /
Support :
- Melakukan instalasi/implementasi serta setting produk software di sisi client/customer
- Memelihara dan memastikan software yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
- Melakuakan troubleshooting terhadap produk software
- Memberikan pelatihan (training) kepada para pengguna software
- Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai secara mendalam produk software yang akan diimplementasikan
- Menguasai teknologi platform / sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software yang disupport
- Memahami insalasi, setting & troubleshooting produk software yang diimplementasikan
- Latar Belakang: Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
8.
Technical Consultant
Technical Consultan atau kadang
disebut sebagai “Consultant” saja sesuai namanya bekerja sebagai
konsultan IT. Tugas utama seorang konsultan adalah merekomendasika solusi teknologi
IT terbaik untuk memecahkan masalah yang ada. Bila seorang software architect
lebih menguasai solution domain, seorang technical consultant lebih menguasai
problem domain. Seorang technical consultant mirip seorang system analyst yang
lebih sering membuat konsep proses bisnis dan requirment daripada melakukan
design atau coding. Technical consultant tentunya juga menguasai teknologi
software development tetapi pada level yang lebih umum dan luas (high level)
dan lebih condong termasuk dalam bidang software consulting.
Berbeda dengan software
architect yang lebih banyak bekerja secara internal dalam perusahaan, technical
consultant lebih banyak bekerja untuk memberikan konsultasi kepada
client/customer dan lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. Untuk itu
dibutuhkan interpersonal dan writing skill yang memadai.
Apabila anda sering mendengar
istilah ERP (Enterprise Resource Planning) consultant, profesi tersebut
termasuk dalam technical consultant. seorang ERP consultant tentunya harus
menguasai proses bisnis enterprise dan bagaimana mengimplementasikannya dalam
produk software yang dikuasai / direkomndasikannya. Pada tulisan mengenai
“Profesi di dunia IT Bagian 1″, IT specialist mirip dengan technical consultant
dalam hal rekomendasi dan implementasi IT. Perbedaannya adalah, technical
consultant lebih menguasai proses bisnis dan software sedangkan IT specialist
lebih meguasai hardware dan jaringan serta software secara garis besar.
Bila bekerja pada perusahaan
yang menjual produk software, technical consultant biasanya lebih banyak
bekerja pada tahap pre-sales. Pada tahap implementasi, technical consultant
bekerja sama dengan software implementer. Setelah software terimplementasi
(after sales), software implementer / support akan lebih banyak berperan dalam
operasionalnya. Technical consultant akan diperlukan lagi bila ada perubahan
proses bisnis, modifikasi atau penambahan modul yang cukup kompleks dalam
software tersebut
Tugas Technical Consultant:
- Memberikan konsultansi/rekomendasi mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
- Membuat dokumen seperti proposal, requirement dan desain software secara umum
- Melakukan pelatihan (training) kepada para pengguna software
- Keahlian yang Diperlukan:
- Berpengalaman dan menguasai berbagai macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
- Menguasai teknologi IT secara luas
- Menguasai secara mendalam tentang solusi software yang direkomendasikan
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
- Latar Belakang: Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
9.
User Interface Designer
Mungkin anda agak jarang
mendengar nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang digunakan.
Ada iklan lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User Interface
Designer”, tetapi lebih sering digunakan istilah “Web Designer” untuk
posisi tersebut.
Profesi yang terakhir ini
memang agak sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya karena orang-orang
sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus kemampuan technical.
Seorang user interface designer harus dapat membuat desain web yang manis,
serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena Internet memiliki bandwidth
yang terbatas. Karena profesional di bidang ini lebih sering dipekerjakan dalam
web development, maka profesi ini lebih sering disebut sebagai web designer.
Selain menguasai programming
terutama web programming, seorang web designer juga harus menguasai tools dalam
image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia, Corel dll.
Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu dengan web
programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang baik dalam hal
tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik dan user friendly akan
membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih bermutu.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
Tugas User Interface Designer:
- Mendesain user interface agar menarik dan serasi secara visual dan user friendly
- Mendesain image/gambar/animasi yang akan digunakan di tampilan user interface (UI) software aplikasi
- Keahlian yang Diperlukan:
- Memiliki bakat/minat di seni rupa / desain visual
- Memahami dasar-dasar pemprograman baik web maupun secara umum
- Menguasai scripting untuk user interface seperti seperti HTML, DHTML, CSS, JavaScript, action script, XAML dll.
- Menguasai tools manipulasi image dan animasi
Jenis-Jenis Profesi Dalam TI di
Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara Lain
Banyak pekerjaan dan profesi di
Indonesia pada sekarang ini khususnya di bidang Teknologi Informasi (IT).
Profesi-profesi tersebut telah menjadi standarisasi akan kemampuan sesorang IT
untuk memilih dimana mereka akan bekerja pada profesi yang di inginkannya.
Secara garis besar, profesi-profesi di bidang IT digolongkan menjadi 4 yaitu :
Network System ( Bagian Sistem
Jaringan ) Dalam bagian ini jenis profesi yang termasuk yaitu
- Network administrator, Teknisi Jaringan, PC support, Analis Data Komunikasi, Adm Keamanan Jaringan.
- Informasion Support and Service ( Pelayanan informasi dan dukungan ) Profesi pekerjaan ini membantu kita untuk memperoleh data informasi, bagian ini juga meliputi Custumer service, Helpdesk, kemudian teknikal support yang bekerja untuk membantu proses pekerjaan jika ada yang bermasalah dengan komputer secara umum.
- Interactive Media ( Bagian Media Interaktif ) salah satu karakteristik dalam dunia informasi, semua harus menggunakan media. Jadi bagian web development, web desain, penggambaran 3D, dan jenis pekerjaan yang sedikit membutuhkan seni dan sangat diperlukan pada jenis profesi dalam bidang TI ini.
- Programming Software Enginerring ( Bagian Teknik Pemrograman Software ) Dunia komputer tidak lepas dengan namanya program,jika komputer tanpa program sama saja dengan manusia tanpa otak. jadi bidang programer dan system analis sangat di perlukan dalam bidang komputer.
Jenis bidang IT di Indonesia serta beberapa Negara Lainnya ;
- Analyst Programmer, Bertugas membuat "code" program dan menguji prigram untuk mendukung perencanaan pengembangan sebuah sistem atau aplikasi.
- Web Designer, Mengembangkan rancangan inovatif aplikasi web-ased beserta isi dari aplikasi tersebut.
- Systems Programmer / Software Engineer, Harus terbiasa dengan pengembangan software "Life Cyclces" dan memiliki keterampilan dalam mendesain suatu aplikasi, bahkan sistem. Tugasnya menyiapkan program sesuai dengan spesifikasi, melakukan domunetasi program, dan menguji program tersebut.
- IT Executive, Bertanggung jawab untuk memelihara kecukupan, standard & kesiapan system/ infrastrukture untuk memastikan pengoperasiannya dapat efektif & efisien. Selain itu harus juga menerapkan prosedure IT & proses untuk memastikan data terproteksi secara maximum.
- IT Administrator, Menyediakan implementasi & administrasi yang meliputi Local Area Network (LAN), Wide Area Network ( WAN), dan koneksi dial-up, firewall, proxy serta pendukung teknisnya.
- Network Administator, Mengurus dan mengoperasikan jaringan LAN maupun WAN, manajemen sistem serta dukungan terhadap perangkat kerasnya.
- Database Administator, Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
- System Engineer, Menyediakan rancangan sistem dan konsultasi terhadap pelanggan, serta memberikan respon terhadap permintaan technical queries serta dukungannya.
- Network Support Engineer, Melaksanakan Komunikasi dan analisis sistem networking
- IT Manager, Mengatur kelancaran dari sistem IT. Troubleshooting dan membantu organisasi dalam menangani permasalahan IT.
Perbandingan Dengan Negara Lain :
1. Malaysia, Membedakan
pekerjaan pada berbagai sektor bisnis. Tetapi berbeda dalam melakukan ranking
senioritas, misal untuk System Development:
- Programmer
- System Analyst/Designer
- System Development Executive
2. Inggris, Model British Computer
Society ( BCS )
- lvl 0 = Unskilled Entry
- lvl 1 = Standart Entry
- lvl 2 = Initially Trainded Practitioner
- lvl 3 = Trained Practitioner
- lvl 4 = Fully Skilled Practitioner
- lvl 5 = Experienced Practitioner / Manager
- lvl 6 = Speciallist Practitioner / Manager
- lvl 7 = Senior Speciallist / Experienced Manager
- lvl 8 = Principal Specialist / Experienced Manager
- lvl 9 = Senior Manager / Director
3. Amerika
- Sql server DBA
- C# / Sql Engineer
- AIX Administrator
- BI Analyst - Cognos ( mid level)
- Application Specialist
- UX Engineer
- SAP MM Lead Functional Analyst
- SAP SD Analyst
- Cisco voice Engineer
- SAP HR Analyst
- SAP FI/CO Lead
- .NET Development
- Sr. Quality Assurance Manager
4. Singapore
Pada model Singapore juga
dilakukan pembagian berdasarkan tingkatan senioritas. Misal pada System
development dibagi menjadi:
- Programmer
- Analyst/Programmer
- Senior Analyst/Programmer
- Principal Analyst/Programmer
- System Analyst
- Senior System Analyst
- Principal System Analyst
5. Inggris
Model British Computer Society
(BCS). Untuk model BCS pekerjaan diklasifikasikan dalam tingkatan sebagai
berikut :
- Level 0 . Unskilled Entry
- Level 1 . Standard Entry
- Level 2 . Initially Trainded Practitioner
- Level 3 . Trained Practitioner
- Level 4 . Fully Skilled Practitioner
- Level 5 . Experienced Practitioner/Manager
- Level 6 . Specialist Practitioner/Manager
- Level 7 . Senior Specialist/Manager
- Level 8 . Principal Specialist/Experienced Manager
- Level 9 . Senior Manager/Director
Tidak ada komentar:
Posting Komentar